Aliansi HMI cabang Semarang Menggugat Indonesia kembali ke masa darurat. Keputusan Petinggi negeri yang memiliki kepentingan pribadi membuat...
Aliansi HMI cabang Semarang Menggugat |
Indonesia kembali ke masa darurat. Keputusan Petinggi negeri yang memiliki kepentingan pribadi membuat rakyat kecil harus berpikir kembali tentang keadaan ekonomi yang masih berada di tahap pemulihan. Hal ini juga yang membuat kami para mahasiswa dari organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) cabang Semarang untuk menuntut kembali janji para wakil rakyat yang duduk di ruangan ac yang wangi.
Mereka para pejabat negara seakan menutup diri tentang polemik bangsa saat ini, mulai dari kenaikan BBM dari yang bersubsidi sampai yang tidak bersubsidi, tarif dasar listrik yang meningkat, banyaknya pelanggaran HAM, RKHUP yang saat ini masih belum menemukan titik terang antara rakyat dan masyarakat, bobroknya instansi pemerintahan sehingga harus adanya gebrakan untuk reformasi polri, serta kasus-kasus kematian para tokoh nasional yang saat ini masih belum terungkap.
Kami mahasiswa, sebagai agent of change dan social control haruslah tanggap dalam isu dan permasalahan yang kembali mengusik rakyat kecil. Namun apa yang terjadi? kekhawatiran dan tuntutan kami dihadang kembali oleh polisi dan kawat berduri, seakan-akan kami para mahasiswa adalah penjahat yang asli. Padahal mafia di Indonesia masih belum terungkap di Negeri yang katanya gemah ripah loh jinawi (Negeri luas banyak rakyatnya).
Kami para mahasiswa hanya ingin memberikan pernyataan dan pertanyaan kepada ketua DPRD provinsi yang telah diberikan amanat sebagai wakil rakyat. Namun sayang, ketua DPRD hanya mengutus utusan Humasnya ke dalam masa aksi. Apakah ketua DPRD menutup diri? atau ketua DPRD terlalu nyaman dengan kursi dan ruangan ber-Ac nya sehingga enggan keluar dan menemui calon penerus bangsa?
Delegasi Humas dari DPRD provinsi Jawa Tengah |
Konsolidasi dan aksi HMI cabang Semarang adalah bukti kepedulian terhadap isu dan NKRI. Aksi ini bukan hanya sebagai ajang tunggangan, karena yang aksi tidak hanya dari HMI. Saudara sebangsa dan setanah air organisasi GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Universitas Sultan Agung turut andil dalam menyuarakan keresahan terhadap permasalahan bangsa.
Aksi dari kami yang dihadang kawat berduri adalah bukti bahwa para penjahat dan pejabat negara memiliki ketakutan serta kesombongan dalam diri mereka. Mereka enggan menemui saudara dan anak bangsanya. Para pejabat itu juga mengatakan terlalu susah untuk menemui ketua DPRD, bukankah mereka juga yang mengemis suara dari rakyat? Lalu kenapa mereka masih sulit ditemui. Mereka juga yang mengubar janji, kemudian kenapa di khianati? Mereka juga yang mendapat gaji dari rakyat, lalu kenapa mereka malah lupa diri?
Aksi HMI cabang Semarang di hadang polisi dan kawat berdur |
Negeri ini memiliki asas bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, namun saat ini kekuasaan itu dimanipulasi oleh mafia dan pejabat.
Sehat selalu negeriku, dari kami yang tanggap atas permasalahan di badanmu. Tetap semangat para pejuang hak dan kewajiban negara, karena negeri ini masih membutuhkan gerakan kita bersama.
Yakin, Usaha, Sampai!!
COMMENTS