Pemateri dan moderator Semarang – Dialog Keterbukaan yang diselenggarakan oleh HMI Korkom Walisongo ditutup dengan catatan moderator al...
![]() |
| Pemateri dan moderator |
Rangkaian
Semarak Milad HMI 72th ditutup dengan Dialog Keterbukaan. Acara yang berlangsung dari pukul 09.00 s/d 12.00 WIB itu mengundang
sejumlah pemateri dari berbagai elemen organisasi pemuda dan mahasiswa tingkat
Kota/Cabang Semarang.
Kabid PTKP
HMI Korkom Walisongo Abdurrahman Syafrianto menuturkan, ada lima pemateri dari
organisasi yang berbeda.
“Awalnya
kami mengundang enam pemateri, dari HMI, PMII, IMM, KAMMI, GMNI dan GPII.
Semuanya ketum cabang, namun kami tidak mendapat respon dari Ketum PMII,” tuturnya.
![]() |
| Foto bersama pemateri, moderator, dan penyelenggara |
Dialog dilaksanakan di Aula Graha Bina Insani dengan mengambil tema HMI dan Tantangan Generasi Milenial. Acara itu dimoderatori oleh Tri Adi Nurhadi, Sekertaris Umum (Sekum) HMI Korkom Walisongo. Di penutupnya,
moderator menyampaikan kesimpulan dialog dengan gaya Catatan Najwa.
Catatan Moderator
Berikan aku sepuluh pemuda
Maka akan kuguncangkan dunia
Kalimat itu akan terus menggema
Spirit bagi pemuda, khususnya
mahasiswa
Kita bagian dari generasi
milenial
Berpikir, bersikap, bertindak
secara rasional
Namun nyatanya langkah kita
belum ideal
Katanya belajar, tapi malas
baca buku tebal
Milenial bukan tentang
teknologi saja
Berpikir dan berpandangan juga
harus terbuka
Tantangan ke depan adalah
peluang bersama
Menyiapkan generasi tangguh,
itu tugas kita
HMI tidak boleh jumawa
Merasa hebat akan sejarahnya
Sebab perubahan akan menggilas
segera
Lihat dan belajarlah dari
runtuhnya Nokia
Secara psikologis, milenial hanyalah
siklus generasi
Berbeda dalam sosial,
memanfaatkan data dan informasi
Sebagai alat penunjang kemajuan
teknologi
Pertanyaannya, sudahkah kita
mempersiapkan diri?
Sekian...
Selamat Milad, Dirgahayu, Dies
Natalis HMI
Dari moderator, Tri Adi Nurhadi
Di beberapa kesempatan, moderator memang dikenal pandai
bersajak. Dia seringkali menutup forum dengan membacakan sajak baik dalam seminar,
diskusi, dialog, atau semacamnya. Selain itu, sepanjang acara dia juga beberapa
kali melontarkan jargon Dialog Keterbukaan: Ormawa Bersaudara. Menurutnya,
hal itu dilakukan agar dialog keterbukaan lebih hidup dan berkesan.
“Saya ingin forum lebih hidup saja, makanya saya kasih
jargon, itu juga jargon nemu waktu di depan. Terus catatan juga saya
tulis dadakan, itu kan perparagraf sesuai dengan penyampaian lima pemateri, itu
saja sih,” terangnya. (Red: TAN)


COMMENTS