Triana Sri Hartati Al-Qur’an adalah kalamullah yang qadim, yang tidak ada kebosanan untuk didengarkan.” Begitu bunyi syair yang seri...
Triana Sri Hartati
Al-Qur’an
adalah kalamullah yang qadim, yang tidak ada kebosanan untuk didengarkan.”
Begitu
bunyi syair yang sering didendangkan oleh para penggali ilmu al-Qur’an.
Al-Qur’an adalah peninggalan Nabi yang harus tetap lestari keilmuannya. Banyak
aspek keilmuan yang dapat digali dari dalam Al-Qur’an. Diantaranya; dari segi
penulisan al-Qur’an yang sering dikenal ilmu rasm, masalah keindahan bahasanya
atau disebut balaagoh, keindahan rimanya, nahwu, sorof, qiroah dan masih banyak
keilmuan yang bersumber dari kalam indah ini.
Dalam
rangka memantapkan keilmuannya, tidak sedikit yang memilih menjadi hamalatul
quran, hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya pondok pesantren tahfidz
di perkotaan ataupun pedesaan. Mengkaji dan mempelajari al-Qur’an menjadi
kegiatan yang mengasyikan di kalangan pesantren. Bagaiamana lagi, al-Quran
adalah sumber kebenaran mutlak. Sehinga memang perlu adanya penjagaan keilmuan
al-quran, agar tidak punah dan menjadi ilmu langka. Kalau bukan orang muslim,
lantas siapa yang akan menjaga kalamuallah?
dalam
Di zaman yang semakin maju ini, belajar memahami dan menghafal al-Quran semakin
menjadi mudah. Brerbagai varian al-Qur’an dicetak oleh beberapa PT. Mulai dari
al-Qur’an terjemah, terjemah perkata, al-Qur’an yang membantu belajar tajwid
dengan cara memberi warna pada bacaan, terlebih umtuk para penghafal alquran
ada al-Qur’an tikror, dan lain-lain.
Betapa
lalai jika tidak bisa memanfaatkan perkembangan zaman yang sangat pesat ini.
Semua serba mudah dan sudah tersedia. Bahkan didalam gadget dapat
dinistal berbagai aplikasi penunjang untuk menghafal al-Quran. Jadi al-Quran
dapat dengan mudah dibuka dimanapun berada.
Pesatnya
perkembangan teknologi ini yang dapat menggiurkan dan dapat menggoyahkan niat
awal seorang tahfid al-Quran. Nabi pernah bersabda bahwa; “Kebanyakan munafik
ummatku adalah penghafal al-Qur’an”. Hadis tersebut sebagai cambuk
pembangkit semangat para penghafal al-Qur’an. Diharapkan seorang peeghafal
al-Qur’an tidak hanya lanacar bacaannya, akan tetapi mengerti maksud ynag
terkandung dalam firman Allah dan berakhlak seperti yang dicontohkan dalam
al-Qur’an.
Semakin
banyak godan-godaan yang yang dapat menyerang seorang penghafal alquran,
diantaranya; malas, coba tanya pada diri sendiri, lebih sering bersama
al-Qur’an atau gadget yang ada digenggaman. Oleh karwna itu membangun pondasi
keistiqomahan di tengah majunya perkembangan teknologi sekarang ini sungguh
sangat perlu penguatan azzam dan kekuatan iman.
Tentu
banyak kemulian penghafal al-Quran yang telah dijelaskan dalam beberapa hadis,
dianataranya . Mampu menyelamatkan kedua orangtua. Sabda rasulullah s.a.w.:
“Daripada
Buraidah Al Aslami ra, ia berkata bahawasanya ia mendengar Rasulullah s..a.w
bersabda: “Pada hari kiamat nanti, Al Quran akan menemui penghafalnya ketika
penghafal itu keluar dari kuburnya. Al Quran akan berwujud seseorang dan ia
bertanya kepada penghafalnya: “Apakah anda mengenalku?”.
Penghafal
tadi menjawab; “saya tidak mengenal kamu.” Al Quran berkata; “saya adalah
kawanmu, Al Quran yang membuatmu kehausan di tengah hari yang panas dan
membuatmu tidak tidur pada malam hari. Sesungguhnya setiap pedagang akan
mendapat keuntungan di belakang dagangannya dan kamu pada hari ini di belakang
semua dagangan.
Maka
penghafal Al Quran tadi di beri kekuasaan di tangan kanannya dan diberi
kekekalan ditangan kirinya, serta di atas kepalanya dipasang mahkota perkasa.
Sedang kedua orang tuanya diberi dua pakaian baru lagi bagus yang harganya
tidak dapat dibayar oleh penghuni dunia keseluruhannya.
Kedua
orang tua itu lalu bertanya: “kenapa kami di beri dengan pakaian begini?”.
Kemudian di jawab, “kerana anakmu hafal Al Quran.”
Kemudian
kepada penghafal Al Quran tadi di perintahkan, “bacalah dan naiklah ketingkat-tingkat
syurga dan kamar-kamarnya.” Maka ia pun terus naik selagi ia tetap membaca,
baik bacaan itu cepat atau perlahan (tartil)
Semoga
kita semua termasuk umata nabi Muhammad yang senantiasa mendapatkan syafaat
al-Quran. Aamiiin..
Oleh:
Triana Sri Hartati, Dewan Asatidz TPQ Bina Insani dan Disciple Pondok
Perkaderan dan Tahfidz Al-Qur’an Monash Institute Semarang
Sumber: Militan.co

COMMENTS